Pengalaman pribadi ketika nazhor untuk menikah

Dahulu setelah tamat kuliah mahad aly assunnah, saya bertekad segera menikah dengan keterbatasan finansial tanpa bergantung kepada orangtua lagi, Alhamdulillah sejak SMP sudah dibiasakan belajar cari penghidupan sendiri hingga kuliah pun tak Bebani orangtua.

alhamdulillah ada sedikit uang pegangan dan ditambah bantuan uang nikah dari program yayasan arrisalah tempat saya mengabdi dan yayasan ini juga yang menaungi mahad aly asunnah, sekarang sudah menjadi kampus STAI Assunnah dengan 3 fakultas dan ijazahnya sudah diakui negara, sekarang sudah ada kampus khusus akhwatnya dan sudah ada alumninya juga.


Dahulu dimasa pengabdian tahun 2015, saya mencoba cari info akhwat yang siap menikah, dapat info dari kawan dan ustadz. Ketika itu bertugas di padangsidempuan, saya pernah datangi salah satu pondok akhwatnya bercadar di bawah gunung merapi, menemui seorang ustadz untuk mencari akhwat yang mau menikah, intinya jodoh saya tak ada disitu, adapun alasannya, saya tak perlu jelaskan.

Gadis matur sumbar, Pernah datangi seorang wanita yang cukup berumur dibawah 30 (tidak bercadar), pastinya berapa saya tak tahu, saya pernah tidur semalam di rumah orangtuanya karna saya jauh tak ada keluarga dekat situ, lokasinya jalan setapak lewati lereng dipenuhi perkebunan palawija. si wanita tak mau jauh dari orangtuanya karena saya perhatikan, dia tak ada saudara lain, alasannya zhahirnya seperti itu, berarti bukan jodoh dan tak perlu dilanjutkan. Oh iya, Terima kasih atas jamuan dan tumpangan tempat nginapnya. Kalau sekarang saya tak ingat lagi jalan kesana dan saya pun tak tahu infonya sekarang apakah sudah nikah atau belum, semoga saja sudah menikah.

Gadis payakumbuh, saya datangi rumah wanita tersebut (tidak bercadar) dengan membawa hajat melamar anak bapak itu dan saya jumpai bapaknya, ujung pembicaraan adalah ikuti adat payakumbuh, tentunya ini berbeda dengan adat pariaman, jika ikuti adat maka kemungkinan kedua adat diterapkan, atau salah satunya saja atau mundur. Maka saya pun mundur tak lanjut. Dapat info akhwat tersebut telah menikah karna dikasih tahu bukan nanya yach, alhamdulillah. Tutup buku

Baca juga rukun dan syarat pernikahan serta bahaya nikah sirr

Akhwat bercadar medan, saya datangi rumahnya, ketika itu sudah pindah tugas di tanjung morawa, kantor yayasan arrisalah. Perjalanan sekitar 2 jam naik sepeda motor, bertemu ayah dan ibu serta si gadis. Saya lupa apakah si akhwat buka cadar atau tidak, tapi ada tanda lampu hijau mengarah ke pernikahan setelah menjelaskan apa adanya dengan keterbatasan dana yang ada. Kemudian pulang, tak lama dikabari minta ditambahkan karna menurut mereka dirasa kurang, tapi saya tak sanggup dan akhirnya tak berlanjut, alhamdulillah, berarti bukan jodoh. Alhamdulillah, si akhwat sudah menikah dan punya anak. Tutup buku.

Akhwat tanjung morawa tahun 2015 akhir, ini adalah tawaran langsung dari si ibu akhwat ketika saya silahturahmi ketempat dulu ngajar ngaji, bertemu atas kehendak Allah. Si ibu nanya saya sudah nikah apa belum, saya katakan belum dan dia panggil anak gadisnya untuk ditunjukkan, dan responnya baik, malu malu mau.

Tak lama setelah itu, besoknya saya datang ke rumah jumpa ayahnya dan nazhor langsung anaknya. Rupanya gayung bersambut, bapaknya setuju dengan keterbatasan saya dan anaknya mau. 1 bulan kemudian setelah selesai urusan administrasi, pernikahan pun dilangsungkan di rumah si akhwat dengan cara yang syar’i tanpa ada musik dan tamu ikhwan akhwat dipisahkan. Alhamdulillah urusan mudah dan dipermudah oleh bapak mertua yang baik agama dan mau bantu melengkapi kekurangan.

Jika anda sudah bertekad menikah dan bertemu titik temu jodoh dan dia siap menerima kekurangan dan kelebihan anda serta dia mau dibina dan saling melengkapi maka jangan tunda untuk mencari lebih baik lagi apalagi usia sudah kepala tiga dan syahwat semakin tidak stabil maka nikahilah dan mohon pertolongan kepada Allah taala agar dimudahkan urusan dan semoga ini pilihan yang terbaik.  

Inilah perjalanan saya menuju jenjang pernikahan, diawali juga dengan nazhor. Dahulu saya punya prinsip simple, ada info akhwat yang baik agamanya, datangi untuk memastikan, nazhor, sampaikan kekurangan karna saya akui wajah tak ganteng, tak alim kali dan tak banyak uang malah minim, ada yang mau saja sudah syukur alhamdulillah, kalau ditolak sudah siap mental karna itu yang terbaik berarti.

Tidak ada komentar: