Nasehat kepada orang yang suka bercanda tapi dibumbui kebohongan agar manusia tertawa

Nasehat kepada orang yang suka bercanda

Bismillah, alhamdulillah wa sholatu wa salam ala nabiyina muhammad

artikel singkat ini saya tulis berkaitan dengan adanya beberapa santri yang suka melawak dan mencandai temannya bahkan kepada ustadznya, yang jadi permasalahan disini adalah candaan tersebut dibumbui dengan kebohongan, kurangnya adab dan mengolok-olok, tentunya candaan tersebut menjadi tercela

sebenarnya Hukum asal bercanda dalam islam kita tidak terlarang selama itu tidak keluar dari batasan yang dibenarkan.

syeikh bin baz rahimahullah beliau pernah ditanya perihal seseorang yang bercanda kepada temannya agar bisa tertawa dengan dibumbui kedustaan

syeikh bin baz rahimahullah menjawab : tidak dibolehkan kepada muslim dan muslimah berdusta ketika bercanda karena nabi shallallahu alahi wa salam bersabda

ويل للذي يحدث فيكذب ليضحك به القوم، ويل له ثم ويل له ( عن أبي هُرَيرَةَ هذا حديثٌ حسنٌ .رواه الترمذي (2417) وأبو داود (4990)
kebinasaan kepada seseorang yang bercerita dengan berdusta untuk membuat sekelompok orang tertawa (karena ceritanya), kebinasaan baginya dan kebinasaan baginya. HR. Attirmidizi dan abu daud

hadist ini berisi ancaman, kata wail bermakna azab yang pedih.


syeikh utsaimin rahimahullah juga berkata : seseorang jika membuat permisalan berupa kisah (yang tak nyata) seperti mengatakan: saya membuat kepada kalian permisalan seseorang berkata begini begitu atau melakukan ini itu lalu hasilnya menjadi ini dan itu maka ini tidaklah apa-apa (boleh), hal ini dilakukan sebagian ahli ilmu sebagaimana Allah taala katakan dalam alquran

وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلاً رَجُلَيْنِ جَعَلْنَا لِأَحَدِهِمَا جَنَّتَيْنِ مِنْ أَعْنَابٍ [الكهف:32]
Dan berikanlah kepada mereka [1] sebuah perumpamaan dua orang laki-laki, [2] Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya [yang kafir] dua buah kebun anggur dan Kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon kurma. QS. Al-Kahfi: 32

ini bukanlah kejadian nyata, dalam ayat lain Allah taala berfirman

ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلاً رَجُلاً فِيهِ شُرَكَاءُ مُتَشَاكِسُونَ وَرَجُلاً سَلَماً لِرَجُلٍ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلاً الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لا يَعْلَمُونَ [الزمر:29]
Allah membuat perumpamaan [yaitu] seorang laki-laki [budak] yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki [saja]; Adakah kedua budak itu sama halnya? Segala puji bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. QS. Az-Zumar: 29

maka jika seseorang menyampaikan suatu kisah yang tidak disandarkan kepada orang tertentu, akan tetapi kisah itu disampaikan berkaitan dengan materi untuk mudah dipahami, dalam kisah jika seseorang melakukan sesuatu maka dampaknya akan terjadi ini dan itu, maka ini tidak masalah (boleh).

namun apabila kisah disandarkan kepada seseorang padahal itu bohong maka perbuatan itu haram, begitu juga jika berkisah dengan berbohong tujuannya agar orang-orang yang mendengarnya tertawa

oleh karena itu, disini saya menasehati diri sendiri dan kita semua untuk menghindari semaksimal mungkin bercanda disertai kebohongan untuk membuat orang tertawa bahkan hingga terpingkal-pingkal karna akan berdampak kepada mengeraskan dan mematikan hati.

referensi bacaan binbaz.org.sa | islamweb.net | saaid.net

ditulis oleh Atri yuanda bin mahyudin elpariamany

Tidak ada komentar: