Setiap Muslim Wajib belajar dan inilah tujuan utama dia menuntut Ilmu

Kaum muslimin sidang sholat jumat rahimakumullah, kita adalah umat yang dituntut harus belajar, mempelajari ilmu yang beri manfaat untuk dunia dan akhirat, ada banyak dalil dari Al-Qur'an dan sunnah yang menegaskan kita agar harus belajar terutama ilmu agama islam dan keutamaan orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya

Diantaranya

 مَثَلُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ مِنْ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ الْغَيْثِ الْكَثِيرِ أَصَابَ أَرْضًا
Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah mengutusku dengan membawanya adalah seperti hujan yang lebat yang turun mengenai tanah. HR. Bukhari 77

وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَٰؤُلَاءِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ (31) قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ (32) قَالَ يَا آدَمُ أَنبِئْهُم بِأَسْمَائِهِمْ ۖ فَلَمَّا أَنبَأَهُم بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ (33)
Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, "Sebutkan kepada-Ku nama semua benda ini, jika kalian yang benar!" (31) Mereka menjawab, "Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana." (32) Dia (Allah) berfirman, "Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!" Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-namanya, Dia berfirman, "Bukankah telah Aku katakan kepada kalian, bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kalian nyatakan dan apa yang kalian sembunyikan?"(33). QS. Al-Baqarah

ayat ini menjadi bukti bahwa nabi adam alahissalam manusia pertama yang Allah al-khaliq ciptakan langsung dengan kedua tanganNya telah diberi ilmu pengetahuan dan bukan berasal dari kera.

{ ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِی خَلَقَ (1) خَلَقَ ٱلۡإِنسَـٰنَ مِنۡ عَلَقٍ (2) ٱقۡرَأۡ وَرَبُّكَ ٱلۡأَكۡرَمُ (3) ٱلَّذِی عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ (4) عَلَّمَ ٱلۡإِنسَـٰنَ مَا لَمۡ یَعۡلَمۡ (5) }
Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. [Surat Al-'Alaq: 1-5]

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَوَاضِعُ الْعِلْمِ عِنْدَ غَيْرِ أَهْلِهِ كَمُقَلِّدِ الْخَنَازِيرِ الْجَوْهَرَ وَاللُّؤْلُؤَ وَالذَّهَبَ
Rasulullah ﷺ bersabda, "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dan orang yang meletakkan ilmu bukan pada ahlinya, seperti seorang yang mengalungkan mutiara, intan dan emas ke leher babi." HR. Ibnu Majah 220 (shahih)

meletakkan ilmu bukan ahlinya: seperti orang yang dikenal hanya penyanyi atau pelaku maksiat lainnya, dia tak pernah belajar secara runut ilmu agama namun dikenal di masyarakat atau memiliki banyak follower di media sosial, dia berbicara tentang ilmu agama namun berbicara berdasarkan selerasnya, akalnya, ikuti kemauan banyak orang yang jahil tentang agama sehingga menyesatkan dirinya dan orang lain. nauzubillah

یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ إِذَا قِیلَ لَكُمۡ تَفَسَّحُوا۟ فِی ٱلۡمَجَـٰلِسِ فَٱفۡسَحُوا۟ یَفۡسَحِ ٱللَّهُ لَكُمۡۖ وَإِذَا قِیلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ یَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمۡ وَٱلَّذِینَ أُوتُوا۟ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَـٰتࣲۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِیرࣱ 
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, "Berilah kelapangan dalam majelis-majelis," maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. [Surat Al-Mujadilah: 11]

 قُلۡ هَلۡ یَسۡتَوِی ٱلَّذِینَ یَعۡلَمُونَ وَٱلَّذِینَ لَا یَعۡلَمُونَۗ إِنَّمَا یَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلۡأَلۡبَـٰبِ
Katakanlah, "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.[Surat Az-Zumar: 9]

Ketika kita belajar dan bertambah ilmu maka hendaklah bertambah :

1. bertambah bertaqwa (takut kepada Allah taala)
Taqwa yang menjadikan dia takut akan ancaman azab yang kelak dia peroleh jika melanggar batasan Allah taala di dunia dan diakhirat, taqwa yang menjadikan dia terus beramal sholeh agar mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat.

2. Bertambah kualitas dan kualitas amal sholeh dan istiqomah

 إِنَّمَا یَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَـٰۤؤُا۟ۗ
Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. [Surat Fathir: 28]

فكل من كان باللّه أعلم، كان أكثر له خشية، وأوجبت له خشية اللّه، الانكفاف عن المعاصي، والاستعداد للقاء من يخشاه، وهذا دليل على فضيلة العلم، فإنه داع إلى خشية اللّه، وأهل خشيته هم أهل كرامته، كما قال تعالى: ﴿رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ
Maka setiap orang yang semakin mengenal Allah, semakin banyak rasa takutnya, sehingga mengharuskan dia takut hanya kepada Allah, menahan diri bermaksiat, dan mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Allah taala yang dia takutkan. Dan ini bukti keutamaan ilmu, maka sesungguhnya ilmu tersebut mengajak kepada takut kepada Allah taala, dan mereka yang takut kepada Allah, merekalah yang mendapatkan kemuliaan-Nya, sebagaimana firman Allah taala yang artinya, Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabbnya. QS. Albayyinah: 8

iman adalah amalan batin, dia akan naik dan turun, kuat dan lemah jugs dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas amalan zhohir

الإيمان يزيد وينقص، يزيد الطاعة وينقص بالمعصية
Iman bertambah dan berkurang, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat.

Sungguh tidak benar pernyataan bahwa iman tetap kuat walaupun tidak beramal sholeh dan bermaksiat, sungguh dia telah jatuh kepada pemahaman irja' dan pelakunya disebut murjiah dan hendaklah dia bertaubat.

Karna iman yang benar adalah Menggabungkan amalan zhohir (terutama mengerjakan rukun islam) dan amalan batin (terutama rukun iman) dan memaksimalkan keduanya agar mencapai tingkat ihsan (engkau menyembah Allah taala seperti melihat Allah taala, jika tak bisa melihat, ketahuilah Allah maha mengetahui kualitas dan keikhlasan amal sholeh yang kita kerjakan).

إِنَّ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُا۟ ٱلزَّكَوٰةَ لَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَیۡهِمۡ وَلَا هُمۡ یَحۡزَنُونَ
Sungguh, orang-orang yang beriman, mengerjakan kebajikan, melaksanakan salat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Rabbnya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. [Surat Al-Baqarah: 277]

Puncaknya adalah di syurga karna di dalamnya tak ada lagi rasa takut dan tak ada lagi bersedih hati.

 إِنَّ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ یَهۡدِیهِمۡ رَبُّهُم بِإِیمَـٰنِهِمۡۖ تَجۡرِی مِن تَحۡتِهِمُ ٱلۡأَنۡهَـٰرُ فِی جَنَّـٰتِ ٱلنَّعِیمِ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, niscaya diberi petunjuk oleh Rabb mereka karena keimanan keimanan. Mereka di dalam surga yang penuh kenikmatan, mengalir di bawahnya sungai-sungai. [Surat Yunus: 9]

 لَا یَسۡتَوِیۤ أَصۡحَـٰبُ ٱلنَّارِ وَأَصۡحَـٰبُ ٱلۡجَنَّةِۚ أَصۡحَـٰبُ ٱلۡجَنَّةِ هُمُ ٱلۡفَاۤىِٕزُونَ
Tiada sama para penghuni neraka dengan para penghuni surga; para penghuni surga itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan. [Surat Al-Hasyr: 20]

3. Semakin Beradab dan berakhlak mulia

سئلت عائشة عن خلق رسول الله صلى الله عليه وسلم؟ فقالت: " كان خلقه القرآن "
Aisyah Radhiyallahu anha ditanya tentang akhlak Rasulullah shalallahu alahi wa sallam? Maka Dia berkata: dahulu akhlaknya Al-Qur'an. HR. Ahmad

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ 
Sesungguhnya Aku di utus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. HR. Ahmad

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِیمࣲ
Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur. [Surat Al-Qalam: 4]

لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِی رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةࣱ لِّمَن كَانَ یَرۡجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلۡیَوۡمَ ٱلۡـَٔاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِیرࣰا
Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. [Surat Al-Ahzab: 21]

Rasulullah adalah tauladan umat islam karna beliau terbaik dalam hal memahami aqidah yang benar, terbaik dalam beramal sholeh dan terbaik dalam bermuamalah. Beliau mengajak dan beliau juga yang terdepan mengerjakan, karna Rasulullah paham akan firman Allah taala, Tentang Menyuruh kepada kebaikan tapi tidak mengerjakan kebaikan.

 یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفۡعَلُونَ (2) كَبُرَ مَقۡتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُوا۟ مَا لَا تَفۡعَلُونَ (3)
Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?,(Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.[Surat Ash-Shaf: 2-3]

أَتَأۡمُرُونَ ٱلنَّاسَ بِٱلۡبِرِّ وَتَنسَوۡنَ أَنفُسَكُمۡ وَأَنتُمۡ تَتۡلُونَ ٱلۡكِتَـٰبَۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ
Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Kitab (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti? [Surat Al-Baqarah: 44]

الشيخ العصيمي حفيظه الله في شرح تذكرة السامع والمتكلم ص ٢٢٦-٢٢٧: من أعظم مقاصد التعليم أن يحلّيهم بالآدب السنية وإلأ فما منفعة علم بلا أدب فلا يكون المرء عالما حتى يكون مأدبا فإن العلم جوهر لطيف لا يجعله الله سبحانه وتعالى إلا فيمن يصلح ليحمله
berkata syeikh al-ushoimy hafizahullah pada syarah tazkirahus sa'mi'iy wal mutakallim hal. 226-227 : diantara tujuan yang paling agung dari belajar adalah agar menghiasi mereka dengan adab yang tinggi/mulia dan jika tidak maka tidak ada gunanya ilmu tanpa adab. Maka tidaklah seseorang dikatakan berilmu hingga dia menjadi beradab, maka sesungguhnya ilmu layaknya permata yang lembut, tidaklah Allah subhanallahu wa taala jadikannya kecuali kepada orang yang pantas mengembannya.

- semakin tawadhu karna dia tahu bahwa ada yang lebih berilmu darinya dan lebih banyak amalnya

 نَرۡفَعُ دَرَجَـٰتࣲ مَّن نَّشَاۤءُۗ وَفَوۡقَ كُلِّ ذِی عِلۡمٍ عَلِیمࣱ
Kami angkat derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas setiap orang yang berpengetahuan ada yang lebih mengetahui. [Surat Yusuf: 76]

Ada banyak tauladan pada diri nabi yang harus kita ikuti, diantaranya

- bersikap tegas dan lembut

مُحَمَّدٌ رَّسُوۡلُ اللّٰهِ​ ؕ وَالَّذِيۡنَ مَعَهٗۤ اَشِدَّآءُ عَلَى الۡكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيۡنَهُمۡ ​ تَرٰٮهُمۡ رُكَّعًا سُجَّدًا يَّبۡتَغُوۡنَ فَضۡلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضۡوَانًا​ سِيۡمَاهُمۡ فِىۡ وُجُوۡهِهِمۡ مِّنۡ اَثَرِ السُّجُوۡدِ​ ؕ ذٰ لِكَ مَثَلُهُمۡ فِى التَّوۡرٰٮةِ ۛ ۖۚ وَمَثَلُهُمۡ فِى الۡاِنۡجِيۡلِ ۛۚ كَزَرۡعٍ اَخۡرَجَ شَطْئَـهٗ فَاٰزَرَهٗ فَاسۡتَغۡلَظَ فَاسۡتَوٰى عَلٰى سُوۡقِهٖ يُعۡجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَـغِيۡظَ بِهِمُ الۡكُفَّارَ​ ؕ وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنۡهُمۡ مَّغۡفِرَةً وَّاَجۡرًا عَظِيۡمًا
Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang dengan sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat, lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar. ٍَQs. Al-Fath 29

فَبِمَا رَحۡمَةࣲ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِیظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡهُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِی ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ یُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِینَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu, maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertawakal. [Surat Ali 'Imran: 159]

- senang membantu orang lain

مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
"Barang siapa memberi kemudahan kepada orang yang kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan akhirat." HR. Ibnu Majah, Shahih

- mudah senyum

تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ 
"Senyummu kepada saudaramu merupakan sedekah. HR. Tirmidzi, shahih

- mengajak manusia kepada kebenaran dengan ilmu dan bijaksana

قُلۡ هَـٰذِهِۦ سَبِیلِیۤ أَدۡعُوۤا۟ إِلَى ٱللَّهِۚ عَلَىٰ بَصِیرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِیۖ وَسُبۡحَـٰنَ ٱللَّهِ وَمَاۤ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِینَ
Katakanlah (Muhammad), “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata (imu dan yakin), Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik.” [Surat Yusuf: 108]

 ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِیلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَـٰدِلۡهُم بِٱلَّتِی هِیَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِیلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِینَ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. [Surat An-Nahl: 125]

Karna seorang mukmin yg benar aqidahnya paham bahwa tugasnya hanya menyampaikan dengan ilmu dan cara yg benar, selebihnya hidayah Taufik, itu kehendak Allah taala yg tentukan.

Tidak benar pengikut manhaj salaf mereka bersikap ekstrim, berlemah lembut kepada musuh islam, bermudahan mengkafirkan, menyesatkan dan membidahkan individu muslim. 

Pengikut manhaj salaf adalah mereka yang tegas kepada kemungkaran dan berlemah lembut kepada kaum muslimin, bentuk cintanya kepada kaum muslimin, selalu menasehati umat dengan dengan tegas dan lemah lembut agar umat islam meninggalkan penyimpangan aqidah dan bidah, beramal sholeh sesuai tuntunan Rasulullah dan tetap Istiqomah hingga tutup usia. 
 
Inilah 3 point yang harus diperhatikan Ketika kita menuntut ilmu dan ilmu itu bertambah sehingga menjadikan seorang mukmin yang semakin bertaqwa, terus beramal sholeh dengan penuh keikhlasan dan ittiba kepada sunnah nabi shalallahu alaihi wa sallam dan berakhlak mulia. Ini menunjukkan keberkahan pada ilmu yang dipelajarinya.

Semoga bermanfaat.

Ditulis dan disusun oleh Atri Yuanda Elbariamany 

Tidak ada komentar: