Amalan yang disunnahkan ketika berpuasa di bulan ramadhan

Puasa ramadhan rukun islam ke 4, Allah taala wajibkan bagi kaum muslimin di seluruh dunia yang sudah baligh, berakal, sehat dan tidak ada udzur syar'i untuk melaksanakannya

عَنْ عُمَرَ قَالَ كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَ رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيدُ سَوَادِ شَعَرِ الرَّأْسِ لَا يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ سَفَرٍ وَلَا يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ فَجَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَهُ إِلَى رُكْبَتِهِ وَوَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ ثُمَّ قَالَ يَا مُحَمَّدُ مَا الْإِسْلَامُ قَالَ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامُ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءُ الزَّكَاةِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ وَحَجُّ الْبَيْتِ فَقَالَ صَدَقْتَ فَعَجِبْنَا مِنْهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. رواه ابن ماجح.
dari Umar ia berkata, "Kami duduk-duduk di samping Rasulullah ﷺ, lalu datanglah seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, rambutnya sangat hitam, tidak nampak padanya bekas perjalanan jauh, dan tidak seorangpun dari kami mengenalnya. Dia lalu duduk di sisi Rasulullah ﷺ seraya menempelkan lututnya pada lutut Rasulullah dan meletakkan kedua tangannya pada kedua pahanya. Orang itu lantas bertanya, "Wahai Muhammad, apakah Islam itu?" beliau menjawab, " bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan aku adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadan dan melaksanakan haji ke baitullah." Ia berkata lagi, "Kamu benar." Maka kami pun merasa keheranan, ia yang bertanya dan ia pula yang membenarkannya. HR. Ibnu Majah 62

Hendaklah bulan ramadhan ini dijadikan ajang memperbaiki kesempurnaan tauhid karna ini pondasi aqidah seorang muslim dan menjaga shalat 5 waktu, karna shalat fardhu adalah amalan zhohir seorang hamba yang paling Allah taala cintai, Karna keduanya turut andil terhadap diterima atau tidaknya puasa seseorang.

{ وَمَاۤ أُمِرُوۤا۟ إِلَّا لِیَعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخۡلِصِینَ لَهُ ٱلدِّینَ حُنَفَاۤءَ وَیُقِیمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَیُؤۡتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَذَ ٰ⁠لِكَ دِینُ ٱلۡقَیِّمَةِ }
Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas (memurnikan tauhid dan lillahi taala) menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).[Surat Al-Bayyinah: 5]

 الْوَلِيدُ بْنُ الْعَيْزَارِ أَخْبَرَنِي قَالَ سَمِعْتُ أَبَا عَمْرٍو الشَّيْبَانِيَّ يَقُولُ حَدَّثَنَا صَاحِبُ هَذِهِ الدَّارِ وَأَشَارَ إِلَى دَارِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
 Abu 'Amru Asy Syaibani berkata, "Pemilik rumah ini menceritakan kepada kami -seraya menunjuk rumah 'Abdullah - ia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Nabi ﷺ, "Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah?" Beliau menjawab, "Shalat pada waktunya." 'Abdullah bertanya lagi, "Kemudian apa lagi?" Beliau menjawab, "Kemudian berbakti kepada kedua orangtua." 'Abdullah bertanya lagi, "Kemudian apa lagi?" Beliau menjawab, "Jihad fi sabilillah." HR. Bukhari 496

Hendaklah seorang muslim yang berpuasa memperbaiki niatnya berpuasa karna Allah taala, memohon keistiqamahan di atas ketaatan dan beramal sesuai sunnah nabi.


Hendaklah setiap muslim menjaga perintah yang diwajibkan dan meninggalkan yang di larang Allah taala. mengiringi setiap amalan wajib dengan amalan sunnah, bukan fokus kepada amalan sunnah lalu meninggalkan yang wajib.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
dari Abu Hurairah menuturkan, Rasulullah ﷺ bersabda, "Allah berfirman, 'Siapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku umumkan perang kepadanya, dan hamba-Ku tidak bisa mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada yang telah Aku wajibkan, jika hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah, maka Aku mencintai dia. HR. Bukhari 6021

 عن أبي هريرة. قال صلى الله عليه وسلم: "إنّ أوّلَ مَا يُحَاسَبُ النّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أعْمَالِهِمْ الصّلاَةُ، قال يقولُ رَبّنَا عَزّوَجَلّ لِمَلاَئِكَتِهِ وَهُوَ أعْلَمُ: انْظُرُا في صَلاَةِ عَبْدِي أتَمّهَا أمْ نَقَصَهَا؟ فإنْ كَانَتْ تَامّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامّةً، وَإنْ كَانَ انتَقَصَ مِنْها شَيْئاً. قال: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِيَ مِنْ تَطَوّعٍ؟ فإنْ كَانَ لَهُ تَطَوّعٌ قال: أتِمّوا لِعَبْدِي فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوّعِهِ، ثُمّ تُؤْخَذُ الأعْمَالُ عَلَى ذَاكَ". رواه
Abu Hurairah berkata, "Wahai anak muda, maukah kamu kuceritakan suatu hadits?" kata Anas; kataku, "Ya, semoga Allah merahmati Anda." Yunus berkata, "Aku kira dia menyebutkan dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, "Sesungguhnya yang pertama kali akan di hisab dari amal perbuatan manusia pada hari kiamat adalah shalatnya, Allah Jalla wa 'Azza berfirman kepada malaikat -Dan Dia lebih mengetahui (amalan seseorang) -; "Periksalah shalat hamba-Ku, sempurnakah atau justru kurang? Sekiranya sempurna, maka catatlah baginya dengan sempurna, dan jika terdapat kekurangan, Allah berfirman, "Periksalah lagi, apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah? Jikalau terdapat shalat sunnahnya, Allah berfirman, "Cukupkanlah kekurangan yang ada pada shalat wajib hamba-Ku itu dengan shalat sunnahnya." Selanjutnya semua amal manusia di hisab dengan cara demikian." HR. Abu Daud 733


Berikut amalan yang disunnahkan bagi orang yang berpuasa

1. Ucapkan saya sedang berpuasa

Jika ada seseorang tidak suka dengan anda atau memusuhi anda, lalu mencela anda atau mengolok-olok anda maka hendaklah anda membalas keburukan orang tersebut dengan kebaikan dan mengatakan kepadanya:

إني صائم
Saya sedang berpuasa

2. Sahur

عَنْ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ
Dari Amru bin Ash bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Perbedaan antara puasa kita dengan puasanya Ahli Kitab adalah makan sahur ." HR. Muslim 1836

سَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
Sahurlah maka sesungguhnya pada sahur terdapat keberkahan. HR. Bukhari

3. Mengakhirkan makan sahur, sekitar 30-60 menit menjelang azan subuh.

وَكُلُوا۟ وَٱشۡرَبُوا۟ حَتَّىٰ یَتَبَیَّنَ لَكُمُ ٱلۡخَیۡطُ ٱلۡأَبۡیَضُ مِنَ ٱلۡخَیۡطِ ٱلۡأَسۡوَدِ مِنَ ٱلۡفَجۡرِۖ ثُمَّ أَتِمُّوا۟ ٱلصِّیَامَ إِلَى ٱلَّیۡلِۚ
Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. QS. Al-Baqarah: 187

هذا غاية للأكل والشرب والجماع، وفيه أنه إذا أكل ونحوه شاكا في طلوع الفجر فلا بأس عليه. وفيه: دليل على استحباب السحور للأمر، وأنه يستحب تأخيره أخذا من معنى رخصة الله وتسهيله على العباد. وفيه أيضا دليل على أنه يجوز أن يدركه الفجر وهو جنب من الجماع قبل أن يغتسل، ويصح صيامه، لأن لازم إباحة الجماع إلى طلوع الفجر، أن يدركه الفجر وهو جنب، ولازم الحق حق. ﴿ثم﴾ إذا طلع الفجر ﴿أتموا الصيام﴾ أي: الإمساك عن المفطرات ﴿إلى الليل﴾ وهو غروب الشمس.
Ini adalah batas akhir dibolehkan seseorang makan minum dan jima (hubungan badan). Dan jika seseorang makan atau lainnya sedangkan dia ragu perihal terbitnya fajar maka dia tidak berdosa baginya. Ini dalil disunnahkannya sahur dan disunnahkan juga mengakhirkan sahur mendekati waktu fajar, ini bentuk keringanan dan kemudahan yang diberikan Allah taala kepada hambaNya.

Ini juga dalil dibolehkan bagi yang telah sahur mendapati waktu fajar dan dia masih dalam kondisi junub belum mandi wajib, puasanya tetap sah, karena dibolehkan jima sebelum terbit fajar dan masih junub setelah terbit fajar.
Setelah terbit fajar, hendaklah menahan diri dari segala yang membatalkan puasa hingga tenggelam matari (masuk waktu maghrib). Tafsir assady

عن زيد بن ثابت رضي الله عنهما قال: "تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ، قُلْتُ: كَمْ كَانَ بَيْنَ الأَذَانِ وَالسَّحُورِ؟ قَالَ: قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً" رواه البخاري.
 Dari Zaid bin Tsabit radhiallahu’anhu berkata, “Kami pernah makan sahur bersama Nabi ﷺ kemudian beliau pergi untuk melaksanakan shalat. Aku bertanya, “Berapa antara azan (Subuh) dan sahur?”. Dia menjawab, “Sebanyak ukuran bacaan lima puluh ayat”. HR. Bukhari

4. Menyegerakan berbuka puasa.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ عَجِّلُوا الْفِطْرَ فَإِنَّ الْيَهُودَ يُؤَخِّرُونَ
Dari Abu Hurairah ia berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, “Manusia akan tetap dalam kebaikan selama mereka bersegera dalam berbuka. Maka segerakanlah berbuka, sebab orang-orang Yahudi mengakhirkannya. " HR. Ibnu Majah 1688

 عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
dari Sahal bin Sa'ad bahwa Nabi ﷺ bersabda, "Manusia senantiasa baik selama menyegerakan berbuka puasa. HR. Ahmad 21800


قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَقْبَلَ اللَّيْلُ مِنْ هَا هُنَا وَأَدْبَرَ النَّهَارُ مِنْ هَا هُنَا وَغَرَبَتْ الشَّمْسُ فَقَدْ أَفْطَرَ الصَّائِمُ
Rasulullah ﷺ bersabda, "Jika malam telah datang dari sana dan siang telah berlalu dari sana serta matahari telah tenggelam, maka orang yang berpuasa sudah boleh berbuka ". HR. Bukhari 1818

Jika telah azan maghrib atau masuk waktu maghrib maka segeralah berbuka dengan makanan ringan.

5. Memberi makan orang berpuasa, membantu pengadaan buka puasa, memberi air minum

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang memberi makan orang yang berbuka, dia mendapatkan seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun” HR. Shahih At-Tirmidzi

عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَادَةَ قَالَ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ سَقْيُ الْمَاءِ
Dari Sa’d bin ‘Ubadah ia berkata, “Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Memberi minum air." HR. An-Nasa’i (3605)

Termasuk mendapatkan pahala memberi makan orang berpuasa adalah siapa saja yg turut andil memasak makanan, mengantar makanan, membeli makanan dan lainnya.


6. Ketika berbuka membaca bismillah.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ كَلَامٍ أَوْ أَمْرٍ ذِي بَالٍ لَا يُفْتَحُ بِذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَهُوَ أَبْتَرُ أَوْ قَالَ أَقْطَعُ
dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda, "Setiap perkataan atau urusan yang yang tidak dibuka dengan zikir kepada Allah maka dia cacat atau terputus."HR. Ahmad 8355

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ أَمْرٍ ذِي بَالٍ لَا يُبْدَأُ فِيهِ بِالْحَمْدِ أَقْطَعُ
dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah ﷺ bersabda, "Semua perkara penting yang tidak dimulai dengan hamdalah adalah sia-sia (tidak diberkahi)." HR. Ibnu Majah 1884

مِنْ عُمَرَ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ كُنْتُ فِي حَجْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ فِي الصَّحْفَةِ فَقَالَ لِي يَا غُلَامُ سَمِّ اللَّهَ وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ
Dari ‘Umar bin Abu Salamah ia berkata; Dulu aku berada di pangkuan Rasulullah ﷺ, lantas tanganku memegang piring, maka beliau bersabda kepadaku, “Wahai anak, sebutlah nama Allah, dan makanlah dengan tangan kananmu, serta makanlah yang ada di hadapanmu.” HR. Muslim 3767

Menyebut pujian atau perlindungan atas nama Allah: bismillah, auzubillah, alhamdullillah dll

7. Berbuka dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada maka kurma kering, jika tidak ada juga maka dengan air.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ عَلَى رُطَبَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتُمَيْرَاتٌ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تُمَيْرَاتٌ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ
dari Anas bin Malik dia berkata, Nabi ﷺ selalu berbuka dengan kurma basah sebelum shalat, jika beliau tidak mendapatinya, maka (beliau berbuka) dengan kurma kering dan jika tidak mendapatkan kurma kering, beliau berbuka dengan meneguk air tiga kali. Abu 'Isa berkata, ini merupakan hadits hasan gharib. Abu 'Isa berkata lagi, diriwayatkan juga bahwa Nabi ﷺ berbuka pada musim dingin dengan kurma dan pada musim panas dengan air. HR. At-Tirmidzi

8. Setelah memakan beberapa kurma atau makanan ringan lainnya lalu minum air, hendaklah mengucapkan doa

ذهب الظمأ ، وابتلت العروق، وثبت الأجر إن شاء الله
Telah hilang dahaga, dan telah basah tenggorokan dan telah ditetapkan pahala in sya allah. HR. Abu Daud. 2010

9. Memperbanyak berdoa, sejak sahur hingga berbuka adalah waktu mustajabnya doa orang yang berpuasa, terutama ketika berbuka puasa. Maka perbanyaklah berdoa untuk kebaikan dunia dan akhirat dan doakan orang lain juga.

ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ : الْإِمَامُ الْعَادِلُ ، وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ . رواه أحمد (8043)
3 jenis orang yang tidak tertolak doanya: pemimpin yang adil, orang berpuasa sampai berbuka, doanya orang terzolimi. HR. Ahmad

قال النووي رحمه الله : " يُسْتَحَبُّ لِلصَّائِمِ أَنْ يَدْعُوَ فِي حَالِ صَوْمِهِ بِمُهِمَّاتِ الْآخِرَةِ وَالدُّنْيَا لَهُ وَلِمَنْ يُحِبُّ وَلِلْمُسْلِمِينَ " انتهى من " المجموع " (6/ 375) .
Berkata imam annawawi rahimahullah: disunnahkan bagi orang berpuasa memperbanyak doa yang memberi manfaat bagi akhirat dan dunianya, medoakan orang yang dia sayangi dan kaum muslimin. Al-majmu’ 6/375


10. Memperbanyak membaca alquran dan berzikir, baik di mesjid maupun di luar masjid

شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِیۤ أُنزِلَ فِیهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدࣰى لِّلنَّاسِ وَبَیِّنَـٰتࣲ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهۡرَ فَلۡیَصُمۡهُۖ وَمَن كَانَ مَرِیضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرࣲ فَعِدَّةࣱ مِّنۡ أَیَّامٍ أُخَرَۗ یُرِیدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلۡیُسۡرَ وَلَا یُرِیدُ بِكُمُ ٱلۡعُسۡرَ وَلِتُكۡمِلُوا۟ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ
Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur`ān, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur. QS. Al-Baqarah. 185

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ يَعْرِضُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقُرْآنَ كُلَّ عَامٍ مَرَّةً فَعَرَضَ عَلَيْهِ مَرَّتَيْنِ فِي الْعَامِ الَّذِي قُبِضَ فِيهِ وَكَانَ يَعْتَكِفُ كُلَّ عَامٍ عَشْرًا فَاعْتَكَفَ عِشْرِينَ فِي الْعَام الَّذِي قُبِضَ فِيهِ
dari Abu Hurairah ia berkata, "Biasa Jibril mengecek bacaan Al-Qur'an Nabi ﷺ sekali pada setiap tahunnya. Namun pada tahun wafatnya Rasulullah ﷺ, Jibril melakukannya dua kali. Dan beliau Rasulullah ﷺ beriktikaf sepuluh hari pada setiap tahunnya. Sedangkan pada tahun wafatnya, beliau beriktikaf selama dua puluh hari." HR. Bukhari. 4614

11. Itikaf dan mengejar lalilatul qadar pada 10 hari terakhir ramadhan

Pada 10 hari terakhir Ramadhan hendaklah semakin ditingkatkan kualitas dan kuantitas ibadah seperti itikaf dan mengejar keutamaan ibadah pada malam lailatul qadar pada tanggal-tanggal ganjil 10 terakhir Ramadhan bukan malah makin kendor dan sibuk dengan perkara duniawi yang melalaikan dari ibadah.

لَیۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَیۡرࣱ مِّنۡ أَلۡفِ شَهۡرࣲ 
Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. [Surat Al-Qadar: 3]

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
dari Nabi ﷺ bersabda, "Barangsiapa yang menegakkan Lailatulqadar (mengisi dengan ibadah) karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dari-Nya) maka akan diampuni dosa-dosa yang telah lampau. HR. Bukhari

وَلَا تُبَـٰشِرُوهُنَّ وَأَنتُمۡ عَـٰكِفُونَ فِی ٱلۡمَسَـٰجِدِۗ
Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beri’tikaf di dalam mesjid. [Surat Al-Baqarah: 187]

ودلت الآية على مشروعية الاعتكاف، وهو لزوم المسجد لطاعة الله [تعالى]، وانقطاعا إليه، وأن الاعتكاف لا يصح إلا في المسجد. ويستفاد من تعريف المساجد، أنها المساجد المعروفة عندهم، وهي التي تقام فيها الصلوات الخمس. وفيه أن الوطء من مفسدات الاعتكاف.
Ayat ini menunjukkan atas disyariatkan itikaf, yaitu melazimkan diri berada di mesjid untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah taala, dan hendaklah berkesinambungan (tetap berada di mesjid, tidak keluar kecuali sebentar untuk hajat yang diperlukan). Itikaf tidak sah kecuali di dalam masjid yang di tegakkan shalat 5 waktu berjamaah dan jima termasuk salah satu pembatal itikaf. Tafsir assady

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ السُّنَّةُ عَلَى الْمُعْتَكِفِ أَنْ لَا يَعُودَ مَرِيضًا وَلَا يَشْهَدَ جَنَازَةً وَلَا يَمَسَّ امْرَأَةً وَلَا يُبَاشِرَهَا وَلَا يَخْرُجَ لِحَاجَةٍ إِلَّا لِمَا لَا بُدَّ مِنْهُ وَلَا اعْتِكَافَ إِلَّا بِصَوْمٍ وَلَا اعْتِكَافَ إِلَّا فِي مَسْجِدٍ جَامِعٍ
dari Aisyah bahwa ia berkata; yang disunahkan atas orang yang beriktikaf adalah tidak menjenguk orang yang sedang sakit, serta tidak mengiringi jenazah serta tidak menyentuh wanita, tidak bercampur dengannya dan tidak keluar untuk suatu keperluan kecuali karena sesuatu yang harus ia lakukan. Dan tidak ada itikaf kecuali disertai puasa dan tidak ada itikaf kecuali di Masjid yang padanya dilakukan shalat Jumat. HR. Abu Daud. 2115

12. Shalat tarawih dan witir pada malam bulan ramadhan

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. رواه البخاري
Bahwasanya rasulullah shallallahu alahi wa salam bersabda: barangsiapa menghidupkan amal sholeh di bulan ramadhan dengan keimanan dan mengharapkan ganjaran ma diampuni dosanya yang telah lampau. HR. Bukhari

إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا صَلَّى مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ حُسِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ
"Sesungguhnya apabila seseorang shalat (malam) bersama imam hingga selesai, maka akan di catat baginya seperti bangun (untuk mengerjakan shalat malam) semalam suntuk." HR. Abu Daud 1167


13. Memperbanyak sedekah dan berbuat kebaikan.

عَنْ أَنَسٍ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الصَّوْمِ أَفْضَلُ بَعْدَ رَمَضَانَ فَقَالَ شَعْبَانُ لِتَعْظِيمِ رَمَضَانَ قِيلَ فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ
Anas dia berkata, Nabi ﷺ ditanya tentang puasa yang paling utama setelah Ramadan, beliau menjawab, “Bulan Syakban untuk memuliakan Ramadan, “ Beliau ditanya lagi, lalu Shadaqah apa yang paling utama? Beliau menjawab, “Shadaqah di bulan Ramadan." HR. At-Tirmidzi 599

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ
Dari Aisyah, berkata; Rasulullah ﷺ bersabda, “Jagalah diri kalian dari neraka walau hanya dengan (bersedekah) separuh kurma." HR. Ahmad 23906

 یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ أَنفِقُوا۟ مِن طَیِّبَـٰتِ مَا كَسَبۡتُمۡ وَمِمَّاۤ أَخۡرَجۡنَا لَكُم مِّنَ ٱلۡأَرۡضِۖ وَلَا تَیَمَّمُوا۟ ٱلۡخَبِیثَ مِنۡهُ تُنفِقُونَ وَلَسۡتُم بِـَٔاخِذِیهِ إِلَّاۤ أَن تُغۡمِضُوا۟ فِیهِۚ وَٱعۡلَمُوۤا۟ أَنَّ ٱللَّهَ غَنِیٌّ حَمِیدٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usaha kamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memejamkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Mahakaya, Maha Terpuji. QS. Al-Baqarah: 267

14. Mempelajari alquran

فروى البخاري (6) ، ومسلم (2308) عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ المُرْسَلَةِ " .
Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu’anhuma berkata, bahwa Rasulullah ﷺ adalah manusia yang paling dermawan dan terutama pada bulan Ramadan ketika malaikat Jibril ‘alaihissalam mendatanginya dan Jibril ‘alaihissalam mendatanginya setiap malam dari bulan Ramadan, dia mengajarkan Al-Qur’an kepada beliau ﷺ.maka rasulullah shallallahu alahi wa sallam adalah orang terdepan dalam melakukan kebaikan melebihi angin yang berembus. HR. Bukhari-Muslim

Dalil ini menunjukkan keutamaan memperbanyak sedekah dan membaca alquran diluar ramadhan terlebih lagi pada bulan ramadhan.

15. Tidak menyia-nyiakan waktu pada perkara yang tidak memberi manfaat terhadap dirinya, dan terkadang memberi dampak buruk terhadap puasa.

عَنْ عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ
dari Ali bin Husain bin Ali bin Abu Thalib bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, "Di antara tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya." HR. Malik. 1402

seperti
• banyak tidur
• main game
• tontonan yang berisi musik, aurat wanita dan pelanggaran lainnya
• pacaran
• bercanda berlebihan
• puasa hanya niatnya hanya untuk berburu dan mengkonsumsi berbagai macam makanan dan minuman
• dan sebagainya.

Referensi bacaan Al-Qur’an, tafsir assady, hisnul muslim, ensiklopedi hadist kubut tis’ah, islamweb.net dan islamqa.info

Allahu alam, semoga bermanfaat

Ditulis oleh Atri Yuanda ibnu mahyudin elbariamany

Tidak ada komentar: