3 tipe muslim menyikapi datangnya tahun baru masehi

1. Merayakan tahun baru
Miris ada kita dapati muslim yang lemah aqidahnya dan tak paham makna toleransi, suka rela Mengikuti orang kafir, memakai pakaian mereka, saling berbagi hadiah, turut memeriahkan dan mengucapkan selamat natal dan tahun baru.
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa *menyerupai suatu kaum, maka ia bagian dari mereka.” [HR. Ahmad dan Abu Daud dari Abdullah bin Umar radhiallahu ’anhuma, Shahihul Jaami’: 6149]

Dan ada pula yang memeriahkan dengan berzina, mabuk-mabukan, karaokean, makan-makan, pemborosan harta dan kemungkaran lain sebagainya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَلا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلا
“Janganlah kalian mendekati zina, karena sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan seburuk-buruknya jalan". (QS. Al-Isra’: 32)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan.” (QS. Al-Isra: 26-27)

Mayoritas ulama Salaf hingga kini melarang membenarkan ritual ibadah agama lain apalagi turut merayakan termasuk buya hamka rahimahullah juga mengeluarkan fatwa larangan mengucapkan selamat natal dan tahun baru masehi 

hendaklah sobat muslim yang pernah terjatuh kepada perbuatan kufur ini bertaubat, tidak mengulangi dan menarik ungkapan bathil yang pernah diumumkan di masyarakat agar tidak menyesal di akhirat kelak.

2. Melakukan bidah
mengkhususkan malam tahun baru dengan ibadah, ini adalah bidah yang tidak diajarkan Rasulullah shalallahu alaihi wa salam dan para salafus sholeh terdahulu.

saya kemarin shalat di salah satu mesjid di medan dan mendapati di papan penjelasan uang keluar masuk masjid, disitu dijelaskan uang keluar sebanyak 2.050.000 rupiah digunakan untuk biaya undang 2 ustadz, makan/snack dalam acara tahun baru 2022 masehi. 

Realita ini bukan hanya satu mesjid ini saja tapi ada mesjid lain, hal ini terjadi mungkin diantara mereka ada yang berpandangan, daripada bergadang tak jelas atau malah buat maksiat maka dialihkan dengan ibadah. 

Niat baik juga haruslah dibarengi dengan tuntutan Rasulullah shalallahu alahi wa salam, karena niat baik saja tidak cukup, ibadah tanpa ada tuntutan Rasulullah apalagi menyerupai kebiasaan kaum jahiliah atau kaum kafir maka itu adalah bidah yang terlarang walaupun baik dimata manusia.

مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barang siapa yang mengada-adakan amal dalam agama kami ini padahal bukanlah bagian dari agama maka amal tersebut tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kecuali kajian rutin yang bertepatan dengan malam pergantian tahun baru maka ini bukanlah termasuk kepada pengkhususan memeriahkan pergantian tahun baru.

3. Muslim yang benar tauhidnya dan paham makna toleransi beragama.
 - tidak mengikuti orang kafir yang mengkhususkan malam pergantian tahun baru masehi untuk beribadah.
- tidak mengucapkan selamat natal dan tahun baru kepada umat Kristen.
- paham dan mengamalkan firman Allah taala dalam surat alkafirun dan surat alikhlas.
- tidak melakukan ibadah bid'ah pada malam tahun baru.
- tidak juga menghidupkan malam tahun baru dengan melakukan maksiat seperti bergadang, berzina, karaokean, mabuk-mabukan dan maksiat lainnya.

Ditulis oleh Atri Yuanda

Tidak ada komentar: