Menjawab tuduhan miring tentang manhaj salaf

Bismillah, pada tulisan ini ana luangkan waktu meluruskan tuduhan si Fulan hadahullah tentang manhaj salaf terutama tentang Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah. Berikut jawaban singkat ana
__________
Tuduhan: Ulama dahulu dalam berdakwah memiliki tagar : mulia dengan Islam, sebagaimana yang masyhur dari pernyataan Sayyidina Umar. Namun sekarang aneh, ada yang buat tagar : mulia dengan manhaj salaf.

jawaban: karena mereka adalah para salaf dan dahulu perpecahan umat tidak separah sekarang, karena Syiah pun ngaku Islam dan ada banyak amalan disandarkan keislam ternyata bukan. maka umat Islam diarahkan kepada metode belajar agama sebagaimana yg dipahami 3 generasi pertama terbaik Islam dan sejalan dengan mereka.

___________
Tuduhan: Ulama dahulu dalam berdakwah, semangatnya adalah memasukkan orang sebanyak-banyaknya ke dalam Islam. Namun sekarang banyak yang dakwahnya adalah mengeluarkan saudara seiman dari jajaran umat Nabi Muhammad ﷺ.

jawaban: jangan mudah Menuduh, bahaya ini. manhaj salaf tidak mudah mengeluarkan individu sembarangan atau serampangan, dalam memvonis individu hendaklah didakwahi, dinasehati dan butuh hujjah ditegakkan terlebih dahulu. ini berat urusannya di akhirat. Hendaklah bedakan oknum dengan manhaj. Manhaj salaf sangat berhati-hati dalam menvonis perorangan.

___________
Tuduhan: Ulama dahulu jika berkonflik, maka arahnya jelas : nahi mungkar (judi, miras, dll). Eh yang sekarang, beringas dakwahnya diarahkan kepada saudara seiman yang dia anggap tradisionalis dalam ritual ibadah (qunut, berbatik tak bergamis, PHBI, dll) : nahi ma'ruf.

jawaban : Alhamdulillah, saya tidak berdakwah seperti itu, saya pernah pakai batik di kampus Mahad Aly Assunnah medan (sekarang STAI Assunnah) pembina dan donatur dari negara Arab. Dan banyak juga ustadz salafi memakai batik. Setahu saya, Boleh kok pakai batik, dengan syarat menutup aurat dan tidak ada pelanggaran syar'i di dalamnya. 

adapun  qunut masih masuk ranah khilafiyah fiqh. Adapun saya memilih pendapat tidak berqunut karna kuatnya hujjah bukan karna taklid.

saya dapati yg suka nuduh lebih beringas. kalau sudah benci ada aja oknum atau orang fiktif dijadikan sample bahwa salafi itu beringas, luar biasa kejam tuduhan tersebut

___________
Tuduhan: Ulama dahulu tahu proporsi ayat, lebih baik diam dari pada salah dalam memaknai wahyu. Eh sekarang kok ada yang berdakwah kepada orang beriman, namun ayat yang dipakai adalah ayat yang diturunkan untuk orang kafir seperti QS 2 : 172? (sebenarnya di masa salaf juga ada yang begini, dikenal dengan kelompok khawarij).

jawaban: yg ngaku Aswaja pun ada yg bertingkah seperti khawarij bahkan mungkin lebih parah. memang ada oknum yg ngaku salafi tapi bukan berarti aqidahnya sama seperti khawarij. manhaj salaf tidak bermudah mudah mengkafirkan saudara muslim. 

Andai kalau ada orang seperti itu, sebutkan siapa namanya maka berhujjah dengannya dan benarkah dia bermanhaj salaf?

___________
Siapa orang sekarang yang saya maksud? Tak usah ragu menebak, mereka adalah wahabi (pengikut Muhammad bin Abdul Wahab) yang malu mengakui hal ini sehingga mereka mendaku salafi. Entah ulama salaf mana yang mereka ikuti, jalur sanad mana yang mereka miliki, hingga berani mengaku-ngaku salaf.

jawaban: saya belajar kitab karya syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah, lebih banyak perkataan Allah dan rasulnya. Anda kalau baca, coba bab dan pembahasan apa yg menurut anda menyelisihi Allah dan rasulnya ?
___________
Tuduhan: Jika kita paham makna salaf dan kesalahan branding yang mereka lakukan,  tentu kita paham bahwa branding ini adalah kebohongan. Andai mereka bawa paham mereka ini ke pesantren, tentu sudah dari awal mereka dibantah. Namun mereka pintar urusan marketing, sehingga paham ini mereka bawa kepada awam yang tidak memiliki filter.

jawaban: bukan semata pandai marketing tapi karena ajaran yg benar datang dari Allah maka itu pasti akan muncul kepermukaan dari mulut ke mulut, tidak harus butuh spanduk besar untuk mempromosikan. Jadi, manhaj salaf ini jelas dan tidak bertele-tele.

___________
Wahai ulama! Bangunlah! Tugas ulama bukan hanya mendidik umat, namun juga menjawab syubhat! Akankah ditinggalkan saja umat ditipu dengan paham tajsim dan takfir, sementara kita ingin persatuan?

jawaban: aqidah salaf itu mengimani perkara qaib terutama tentang dzat Allah taala dengan apa adanya, tanpa mendahulukan akal untuk di tawil dan tafwidh sebagaimana yang dilakukan sekelompok orang yang ngaku Aswaja tapi beraqidah asyairoh mutaakhirin yang menyelisihi aqidahnya abul hasan asyari rahimahullah.

mendahulukan akal yang lemah dalam memahami sifat Wal af'al Allah taala tanpa ilmu tidak dibenarkan dalam aqidah islam dan metode ini diikuti dalam manhaj salaf.

Pada diri sendiri dan ciptakan Allah yang banyak belum sanggup akal kita renungkan, ini menunjukkan maha sempurnaannya ciptaan Allah taala.

Manhaj Salaf metode yang sesuai fitrah manusia dan mengikut pemahaman 3 generasi terbaik serta ulama mazhab dalam memahami sifat dan perbuatan Allah taala, yaitu 

1. imani tanpa menyerupakan dengan makhluk dan tanpa hilangkan semua sifat dan perbuatan Allah taala yang maha sempurna. Ini bukan mujassimah namanya.

2. Imani  semua sifat dan perbuatan Allah taala tanpa mentawil (memalingkan makna aslinya) dan tanpa tafwidh (menggugurkan fungsi sifat).

adapun takfir, sudah saya katakan, itu berat memvonis individu. bedakan secara global dan individu, ada orang yg jatuh kepada perbuatan kufur maka tidak bisa langsung vonis kafir, butuh tegak hujjah dulu. saya harap anda paham ini.

___________
Tuduhan: Bagaimana mau bersatu jika mayoritas umat Islam dunia disesatkan bahkan dikafirkan oleh sahabat wahabi kita ini?

jawaban: luar biasa berbahaya kata kata seperti ini, bedakan oknum dan manhajnya, kalau oknum siapa orangnya. kalau semua orang bermanhaj salaf anda tuduhkan suka menyesatkan dan mengkafirkan. 

Maka anda siap2 menanggung beban berat di dunia dan akhirat. saya kasihan dengan anda, jangan sampai tulisan anda malah mendatangkan petaka. ittaaqillah ya akhi

Ditulis oleh  Atri Yuanda Ibnu Mahyudin Elbariamany

Tidak ada komentar: