Tidak Cukup Hafal, Harus Paham Dan Amalkan | Syeikh Sholeh Fauzan Hafizahullah


حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ عَنْ أَبِيهِ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَشَخَصَ بِبَصَرِهِ إِلَى السَّمَاءِ ثُمَّ قَالَ هَذَا أَوَانُ يُخْتَلَسُ الْعِلْمُ مِنْ النَّاسِ حَتَّى لَا يَقْدِرُوا مِنْهُ عَلَى شَيْءٍ فَقَالَ زِيَادُ بْنُ لَبِيدٍ الْأَنْصَارِيُّ كَيْفَ يُخْتَلَسُ مِنَّا وَقَدْ قَرَأْنَا الْقُرْآنَ فَوَاللَّهِ لَنَقْرَأَنَّهُ وَلَنُقْرِئَنَّهُ نِسَاءَنَا وَأَبْنَاءَنَا فَقَالَ ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا زِيَادُ إِنْ كُنْتُ لَأَعُدُّكَ مِنْ فُقَهَاءِ أَهْلِ الْمَدِينَةِ هَذِهِ التَّوْرَاةُ وَالْإِنْجِيلُ عِنْدَ الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى فَمَاذَا تُغْنِي عَنْهُمْ قَالَ جُبَيْرٌ فَلَقِيتُ عُبَادَةَ بْنَ الصَّامِتِ قُلْتُ أَلَا تَسْمَعُ إِلَى مَا يَقُولُ أَخُوكَ أَبُو الدَّرْدَاءِ فَأَخْبَرْتُهُ بِالَّذِي قَالَ أَبُو الدَّرْدَاءِ قَالَ صَدَقَ أَبُو الدَّرْدَاءِ إِنْ شِئْتَ لَأُحَدِّثَنَّكَ بِأَوَّلِ عِلْمٍ يُرْفَعُ مِنْ النَّاسِ الْخُشُوعُ يُوشِكُ أَنْ تَدْخُلَ مَسْجِدَ جَمَاعَةٍ فَلَا تَرَى فِيهِ رَجُلًا خَاشِعًا قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ وَمُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ ثِقَةٌ عِنْدَ أَهْلِ الْحَدِيثِ وَلَا نَعْلَمُ أَحَدًا تَكَلَّمَ فِيهِ غَيْرَ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ الْقَطَّانِ وَقَدْ رُوِيَ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ نَحْوُ هَذَا وَرَوَى بَعْضُهُمْ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
 Telah bercerita kepada kami [Abdullah bin Abdurrahman] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Shalih] dari [Abdurrahman bin Jubair bin Nufair] dari [bapaknya, Jubair bin Nufair] dari [Abu Ad Darda'] dia berkata; Ketika kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau menengadahkan pandangannya ke langit kemudian berkata; 

"Inilah saatnya ilmu dicabut dari manusia sehingga mereka tidak mampu mengetahui darinya sama sekali", maka Ziyad bin Labid Al Anshari bertanya; 'Bagaimana ilmu dicabut dari kami, padahal kami membaca Al Qur'an? Demi Allah, kami pasti akan membacanya dan membacakannya kepada istri-istri dan anak-anak kami.'

Maka beliau berkata: "alangkah malangnya dirimu wahai Ziyad, sesungguhnya aku menganggapmu termasuk orang yang faqih di Madinah, inilah kitab Taurat dan Injil milik Yahudi dan Nashrani maka apakah bermanfaat bagi mereka?" Jubair berkata; Kemudian aku bertemu dengan [Ubadah bin Ash Shamith], maka aku bertanya; 'Tidakkah kamu mendengar sesuatu yang dikatakan saudaramu yaitu Abu Ad Darda'? ' Maka aku memberitahukan kepadanya apa yang dikatakan oleh Abu Ad Darda'. 

Dia berkata; 'Abu Ad Darda' benar, jika kamu berkehendak sungguh pasti aku ceritakan kepadamu tentang ilmu yang pertama kali akan diangkat dari manusia yaitu Al Khusyu' (rasa khusyu') hampir-hampir kamu masuk ke dalam masjid jami' namun kamu tidak melihat seorang pun di dalamnya orang yang khusyu'.' Abu Isa berkata; 'Hadits ini hasan gharib. Mu'awiyah bin Shalih adalah seorang yang tsiqah menurut para ahli hadits, dan kami tidak mengetahui ada seorang pun yang berbicara tentang dia kecuali Yahya bin Sa'id Al Qaththan, dan telah diriwayatkan dari Mu'awiyah bin Shalih hadits yang semakna dengan ini, sedangkan sebagian perawi yang lain telah meriwayatkan hadits ini dari Abdurrahman bin Jubair bin Nufair dari bapaknya dari Auf bin Malik dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." Sunan Tirmidzi. 2577

syarah hadist oleh syeikh fauzan hafizahullah

baiklah, hadist ini selaras dengan hadist sebelumnya (yang telah dibahas) bahwasanya ilmu (yang pertama kali) diangkat adalah mengetahui dan memahami (yang benar) isi kandungan alquran dan sunnah nabi-Nya Shallallahu alahi wa salam.

padahal alquran dan hadist sudah ada namun sedikit yang mengerti dan paham, banyak yang telah menghafal dan membacanya, ada yang bisa membacanya dengan 10 macam qira'ah, menguasai dalam bacaan dan tajwid, namun tidak paham alquran walau 1 ayat, seperti alat elektronik pemutar suara, tahu apa itu pemutar suara ? yaitu kamu hidupkan lalu lantunan bacaan alquran terdengar, hanya sebatas alat yang menyimpan alquran namun tidak paham.

seseorang dituntut paham agama Allah dan beramal, walau dia belum hafal alquran, pemahaman agama diberikan Allah kepada yang dia kehendaki

من يريد الله به خيرا يفقهه في الدين
"barangsiapa yang Allah berkehendak kebaikan kepadanya maka dia berikan pemahaman agama (yang benar)". Mu'jam Thabarani Kabir jilid 19 halaman 386 hadis nomor 16576

anda tidak dituntut hafal nash saja namun yang paling di tuntut adalah anda paham maksud (sebenarnya) sebagaimana yang Allah subhanahu wa ta'ala inginkan yaitu mengerti maknanya dan mengamalkan, ini namanya paham. ini yang dikehendaki.

adapun menghafal alquran, shahih bukhari-muslim, sunan al-arba', musnad ahmad hanya sebatas hafal namun tak paham, itu tidak cukup, harus di telaah juga maka itu lebih baik, tidak bermanfaat hafal tanpa dibarengi pemahaman (yang benar)

bukan tauladan (dituntut) hanya hafal saja tapi juga harus mengerti dan paham, dan bukan tauladan (dituntut) hanya faham saja namun harus dibarengi dengan perbuatan, ini seharusnya dilakukan.

berilmu dan beramal, itu yang dituntut namun jika tidak (sebaliknya) maka (dikhawatirkan) seperti ahlul kitab yang sesat dan mereka di laknat Allah, ada yang dirubah bentuk menjadi kera dan babi padahal mereka sudah diberikan taurat dan injil.

sebagaimana firman Allah

وَكَيْفَ يُحَكِّمُونَكَ وَعِندَهُمُ التَّوْرَاةُ فِيهَا حُكْمُ اللَّهِ ثُمَّ يَتَوَلَّوْنَ مِن بَعْدِ ذَٰلِكَ ۚ وَمَا أُولَٰئِكَ بِالْمُؤْمِنِينَ
"dan bagaimana mereka akan mengangkatmu (muhammad) menjadi hakim mereka, padahal mereka mempunyai taurat yang di dalamnya (ada) hukum Allah, nanti mereka berpaling (dari putusanmu) setelah itu? sungguh, mereka bukan orang-orang yang beriman. QS. Al-Maidah: 43

kalau mereka benar-benar berhukum dengan hukum taurat dan injil, maka pasti mereka mengikut muhammad rasulullah shallallahu alahi wa salam, karena taurat dan injil memerintahkan mereka mengikuti muhammad rasulullah shallallahu alahi wa salam, namun realitanya mereka tidak berhukum dengan hukum taurat dan injil padahal mereka membaca dan ada yang hafal akan tetapi tidak paham dan tidak pula diamalkan, hal tersebut tidak memberi manfaat kepada mereka.

didalamnya terdapat anjuran untuk memahami al-qur'an dan sunnah rasulullah shallallahu alahi wa salam, tidak cukup hafal saja namun juga harus paham dan diamalkan, harap diperhatikan ini.

baiklah, sebagian manusia, sebagian pemuda semoga Allah berikan mereka pemahaman agama yang benar, ada yang mengatakan saya hafal bukhari, ketika ditanya 1 permasalahan dalam bab fiqh namun tidak mampu dia jawab, ini disebabkan ketidakpahamannya, tidak paham maknanya dan tidak pula belajar kepada ulama (yang benar pemahamannya) yang telah mensyarah dan memberi penjelasan.

diterjemahkan oleh Atri Yuanda elpariamany

Tidak ada komentar: