Apa sikap dan doa yang di ucapkan ketika ditimpa musibah/keburukan ?

hidup di dunia ini memang ada kalanya ditimpa musibah atau sesuatu yang tidak di sukai, suka tidak suka tetap harus di hadapi. namun seorang muslim hendaklah menteladani nabi shallallahu alahi wa salam dalam menyikapi musibah.

nah, berkaitan dengan doa ketika ditimpa musibah ada sebagian masyarakat mengucapkan doa yang disandarkan kepada nabi shallallahu alahi wa salam, lafadznya yaitu

الحمد الله الذي لا يحمد على مكروه سواه
segala puji hanya kepada Allah, tidaklah memuji terhadap musibah hanya kepada-Nya

doa ini tidak ada riwayat shahih bersambung kepada nabi shallallahu alahi wa salam, yang benar adalah

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى مَا يُحِبُّ قَالَ : الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ ، وَإِذَا رَأَى مَا يَكْرَهُ قَالَ : الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ . حسنه الألباني في صحيح ابن ماجه .
dari Aisyah radhiallahu anha dia berkata: apabila rasulullah shallallahu alahi wa salam melihat/mengalami sesuatu yang dia senangi, beliau mengucapkan

 الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
segala puji hanya milik Allah atas segala nikmatnya, telah disempurnakan semua kebaikan

dan apabila melihat/mengalami sesuatu yang tidak dia sukai/musibah, beliau mengucapkan

الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ
segala puji hanya milik Allah atas setiap keadaan

di shahihkan oleh syaikh albani dalam shahih ibnu majah

ketika ditimpa musibah/keburukan

syaikh ibnu utsaimin rahimahullah berkata dalam tafsir juz amma (hal. 127)

adapun perkataan sebagian masyarakat : الحمد لله الذي لا يحمد على مكروه سواه

maka ini bertentangan dengan apa yang datang dari sunnah, selayaknya mengucapkan sebagaimana Rasulullah shallallahu alahi wa salam ucapkan الحمد لله على كل حال

adapun ucapan الحمد لله الذي لا يحمد على مكروه سواه maka seolah-olah kamu saat itu telah mengumumkan bahwasanya kamu benci atas apa yang telah Allah takdirkan kepadamu, ini tidak pantas di lakukan, seharusnya seorang manusia bersabar atas apa yang telah Allah takdirkan kepadanya berupa keburukan atau kebaikan, karena yang mentakdirkan untuknya adalah Allah azza wa jalla.

dialah Allah Rabbmu (pencipta/penguasa) dan anda adalah hanyalah hamba-Nya, Dialah Pemilik dirimu dan kamu adalah milik-Nya. maka jika Allah yang telah mentakdirkan sesuatu yang buruk kepadamu maka janganlah jengkel namun seharusnya kamu bersabar, dan janganlah kamu marah/kesal di hati, ucapan dan perbuatan, hendaklah bersabarlah dan jalani saja, kejadian yang dihadapi akan menghilang seiring waktu berjalan sebagaimana nabi shallallahu alahi wa salam berkata:

( وَاعْلَمْ أنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وأنَّ الفَرَجَ مَعَ الكَرْبِ ، وأنَّ مَعَ العُسْرِ يُسراً ) صححه الألباني في تحقيق السنة لابن أبي عاصم (315)
dan ketahuilah bahwasanya pertolongan disertai dengan kesabaran, dan kelapangan disertai dengan kesempitan dan setiap kesulitan ada kemudahan. di shahihkan oleh syaikh albani dalam tahqiq sunan ibnu abi a'shim (315)

Allah azza wa jalla terpuji atas segala keadaan baik itu yang menyenangkan maupun keburukan, karna Dia jika mentakdirkan perkara yang menyenangkan maka itu adalah ujian dan cobaan sebagaimana Allah taala firmankan

(وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ) الأنبياء / 35
dan kami menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai bentuk ujian. QS. Al-Anbiya: 35

maka jika kamu ditimpakan musibah/keburukan maka bersabarlah karena itu sesungguhnya juga termasuk ujian dan cobaan datang dari Allah azza wa jalla, apakah kamu sabar atau tidak, dan jika kamu sabar dan mengharapkan pahala dari Allah maka Allah katakan:

( إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ ) الزمر / 10 
sesungguhnya hanya kepada orang-orang yang sabar pahala mereka disempurnakan tanpa batas. QS. Azzumar: 10

referensi bacaan islamqa.info
ditulis oleh Atri Yuanda Elpariamany

Tidak ada komentar: