1. takbir pertama, membaca surat alfatihah
2. takbir kedua, membaca shalawat ibrahimiyah
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
"Ya Allah, berilah kasih saying kepada junjungan kita Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberi kasih sayang-Mu kepada junjungan kita Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan berkatilah kepada junjungan kita Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberkati junjungan kita Nabi Ibrahim dan keluarganya di antara makhluk makhlukmu, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia".
3. takbir ke 3, doa untuk si mayit
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا وَصَغِيرِنَا وَكَبِيرِنَا وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا ، اللَّهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى الْإِسلام ، وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى الْإيمان. صححه الألباني في "سنن أبي داود" .
“Ya Allah, ampunilah orang yang hidup di antara kami dan orang yang telah mati, (juga) anak kecil dan orang dewasa, dan lelaki dan wanita di antara kami, dan yang hadir dan yang tidak hadir, ya allah. barangsiapa yang engkau hidupkan diantara kami maka hidupkan dia di atas islam dan siapa diantara kami yang engkau wafatkan maka wafatkan dia diatas iman.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ ، وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ ، وَنَقِّهِ مِنْ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنْ الدَّنَسِ ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ ، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ ، وَقِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابَ النَّارِ) رواه مسلم (963)
“Ya Allah, berilah ampunan baginya dan rahmatilah dia. Selamatkanlah dan maafkanlah ia. Berilah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya, mandikanlah ia dengan air, es dan salju. Bersihkanlah dia dari kesalahannya sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran. Gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya semula, istri yang lebih baik dari istrinya semula. Masukkanlah ia ke dalam surga, lindungilah ia dari adzab kubur dan adzab neraka” (HR Muslim no. 963).ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
ya rabb kami, berikan kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dalam selamatkan kami dari azab neraka
اللهم لا تحرمنا أجره ولا تفتنا بعده و اغفر لنا وله
ya Allah jangan halangi kami dari pahalanya dan jangan uji kami setelahnya dan ampunilah kami dan dia
catatan dan faedah
1. setiap amalan tergantung niat dan seseorang akan mendapatkan pahala atas apa yang dia niatkan lalu dikerjakan. namun niat bukan amalan lisan tapi amalan hati, cukup terbesit dalam hati dan tak perlu menyusahkan diri menghafal lafadz niat shalat jenazah karna tidak ada sunnahnya.
2. jika mayatnya pria maka posisi imam tepat di depan kepalanya adapun wanita maka imam berada di posisi tengah. jika mayatnya ramai maka posisi jenazah pria terdepan, lalu anak laki-laki, wanita kemudian anak perempuan.
3. pembacaan doa, kata ganti dia pria hu seperti allahumma iqfir lahu , bisa diganti ha jika cewek, dan jika ramai maka diganti hum
4. jumhur ulama ketika takbir 4x memilih angkat tangan, adapun dalil yang menjelaskan mengangkat tangan hanya dari riwayat ibnu umar secara mauquf namun tidak bisa disalahkan yang memilih tidak angkat tangan setelah takbir pertama.
5. dianjurkan perbanyak doa kepada si mayit pada takbir ke 3 dan boleh di ulang, boleh juga dengan doa yang lain dan pastikan maknanya benar.
6. takbir 4 terdapat pandangan lain, ada yang memilih diam sejenak lalu salam dan ada pula yang membaca doa, seperti
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
ya rabb kami, berikan kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dalam selamatkan kami dari azab neraka
اللهم لا تحرمنا أجره ولا تفتنا بعده و اغفر لنا وله
ya Allah jangan halangi kami dari pahalanya dan jangan uji kami setelahnya dan ampunilah kami dan dia
7. ada pandangan ulama terkait salam hanya cukup 1 namun jika masyarakat setempat 2 kali salam maka ini bersifat kondisional dan tidak perlu turunkan tangan setiap kali salam. tangannya tetap bersedekap sampai selesai salam.
8. jika jenazahnya anak kecil maka setelah doa umum, dilanjutkan doa khusus untuk anak
اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ فَرَطَاً وَذُخْراً لِوَالِدَيْهِ، وشَفِيعاً مُجَاباً، اللَّهُمَّ ثَقِّلْ بِهِ مَوَازِيْنَهُمَا، وأعْظِمْ بهِ أُجُورَهُمَا، وألْحِقْهُ بِصَالِحِ الـمُؤْمِنينَ، واجْعَلْهُ فِي كَفَالَةِ إِبْرَاهِيمَ، وَقِهِ بِرَحْمَتِكَ عَذَابَ الجَحِيمِ
“Ya Allah! Jadikanlah kematian anak ini sebagai pahala pendahulu dan simpanan bagi kedua orang tuanya dan pemberi syafaat yang dikabulkan doanya. Ya Allah! Dengan musibah ini, beratkanlah timbangan perbuatan mereka dan berilah pahala yang agung. Anak ini kumpulkan dengan orang-orang yang shalih dan jadikanlah dia dipelihara oleh Nabi Ibrahim. Peliharalah dia dengan rahmatMu dari siksaan Neraka Jahim.
9. jenazah yang disholatkan adalah jenazah bertauhid dan hendaklah tidak bermudahan meninggalkan shalat apalagi mengganggap tidak wajib shalat karna beresiko tak disholatkan, nauzubillah.
10. keutamaan turut hadir menyolatkan dan menguburkan jenazah muslim
مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلِّىَ عَلَيْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ ، وَمَنْ شَهِدَ حَتَّى تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ . قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيمَيْنِ
“Barangsiapa yang menyaksikan jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu qiroth. Lalu barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga dimakamkan, maka baginya dua qiroth.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud dua qiroth?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menjawab, “Dua qiroth itu semisal dua gunung yang besar.” (HR. Bukhari dan Muslim )
11. dianjurkan berdoa dengan doa yang diajarkan nabi dan itu yang afdhol namun jika tak hafal maka doa yang lain namun benar maknanya. seperti dalil umum di bawah ini
إِذَا صَلَّيْتُمْ عَلَى الْمَيِّتِ فَأَخْلِصُوا لَهُ الدُّعَاءَ) رواه أبو داود (3199) وحسنه الألباني في "سنن أبي داود"
jika kamu menyolati jenazah maka ikhlaskan doa untuknya. HR Abu Daud
12. keutaaman jenazah disholati orang yang bertauhid
مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلِّىَ عَلَيْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ ، وَمَنْ شَهِدَ حَتَّى تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ . قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيمَيْنِ
“Barangsiapa yang menyaksikan jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu qiroth. Lalu barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga dimakamkan, maka baginya dua qiroth.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud dua qiroth?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menjawab, “Dua qiroth itu semisal dua gunung yang besar.” (HR. Bukhari no. 1325 dan Muslim no. 945)
13. setelah sholat jenazah selesai, maka disegerakan pengantaran jenazah ke pemakaman, karna sebagian masyarakat melanjutkan doa yanb terkadang terlalu panjang setelah shalat jenazah, ini tidak ada sunnahnya
14. tidak ada dalil lafadz sayyidana dalam shalat fardhu maupun sunnah
referensi bacaan
kitab minhajus salikin hal 27-28
syeikh ibnu utsaimy https://youtu.be/_9q6PKOasR4
Tidak ada komentar: