Besarnya ganjaran pahala mengurus anak yatim dan nasehat bagi orang yang mengurus mereka

MENGURUS ANAK YATIM

bismillah alhamdulillah wa sholatu wa salam ala nabiyina muhammad

sahabat fillah, pada artikel ini saya membahas tentang anak yatim

kita umat islam sudah banyak yang tahu bahwa dalam ajaran islam, kita diperintahkan untuk saling peduli kepada sesama, berkasih sayang, bersikap lembut, berbuat baik kepada anak-anak dan amal kebaikan lainnya dalam bermuamalah sesama manusia, karena kita tahu kebaikan yang kita lakukan kepada orang lain, timbal baliknya akan kita dapatkan berupa pahala yang besar dan balasan yang melimpah dari Allah azza wa jalla seperti mengurus anak yatim.

apa makna anak yatim ? yaitu anak yang ditinggal mati oleh ayahnya dan dia belum baligh

adapun dalilnya sangat banyak, diantaranya.

وَٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡـًٔ۬ا‌ۖ وَبِٱلۡوَٲلِدَيۡنِ إِحۡسَـٰنً۬ا وَبِذِى ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَـٰمَىٰ
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim.. Qs. An-nisa: 36

لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلآئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّآئِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُواْ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاء والضَّرَّاء وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ (البقرة: 177)
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir [yang memerlukan pertolongan] dan orang-orang yang meminta-minta; dan [memerdekakan] hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar [imannya]; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. QS. Al-Baqarah: 177

dalam ayat ini, Allah taala sebutkan bahwa berbuat baik kepada anak yatim termasuk diantara amal yang paling agung untuk mendekatkan diri kepada Allah azza wa jalla.

كَلاَّ بَل لا تُكْرِمُونَ الْيَتِيمَ (الفجر: 17).
Sekali-kali tidak [demikian], sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim. QS. Al-Fajr: 17

ayat ini menjelaskan bahwa Allah taala mencela orang yang tidak memperdulikan anak yatim dan tidak pula memuliakan mereka

أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ * فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (الماعون: 1-2)
Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? (1) Itulah orang yang menghardik anak yatim. QS. Al-Maun: 1-2

ayat ini menjelaskan bahwa Allah taala hubungkan perbuatan sewenang-wenang, menghardik dan aniaya terhadap anak yatim dengan mendustakan hari pembalasan

فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلا تَقْهَرْ (الضحى: 9).
Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. QS. Adh-Dhuha: 9

ayat ini menjelaskan bahwa Allah taala melarang nabi muhammad shallallahu alahi wa salam secara khusus untuk tidak berlaku sewenang-wenang kepada anak-anak yatim, yaitu dengan tidak menghinanya, merendahkannya, mencacinya dan memakinya akan tetapi berbuat baiklah kepadanya dan bersikap lembutlah.

ونهى عن قرب ماله إلا بالحسنى: {وَلا تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلاَّ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ}(الأنعام: 152).
Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfa’at. QS. Al-An'am

ayat ini melarang kita mendekati harta mereka kecuali dengan cara yang baik seperti orang yang mengurus anak yatim dalam keadaan fakir maka diberi keringanan, dibolehkan menggunakan harta anak yatim untuk memenuhi kebutuhan pokoknya dengan tidak berlebihan

وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا * إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلا شُكُوراً * إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْماً عَبُوساً قَمْطَرِيراً * فَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَلِكَ الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُوراً * وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيراً (الإنسان: 8- 12).
Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. (8) Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula [ucapan] terima kasih. (9) Sesungguhnya Kami takut akan [azab] Tuhan kami pada suatu hari yang [di hari itu] orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. (10) Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan [wajah] dan kegembiraan hati. (11) Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka [dengan] surga dan [pakaian] sutera, (12). QS. Al-Insan: 8-12

Dalam ayat ini, Allah jalla wa ala menjelaskan bahwa memberi makan anak yatim dan berbuat baik kepadanya merupakan jalan yang menghubungkan ke syurga dan keselamatan dari kesusahan pada hari kiamat

عنْ أَبِي هُرَيْرَةَ -رضي الله عنه-: أَنَّ رَجُلاً شَكَا إِلَى رَسُولِ اللهِ –صلى الله عليه وسلم- قَسْوَةَ قَلْبِهِ، فَقَالَ لَهُ: "إِنْ أَرَدْتَ أَنْ يَلِينَ قَلْبُكَ فَأَطْعِمِ الْمِسْكِينَ، وَامْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيمِ".(أخرجه أحمد وصححه الألباني).
dari Abu hurairah radhiallahu anhu bahwasanya seorang pria datang kepada nabi shallallahu alahi wa salam mengeluhkan hatinya yang keras, maka nabi berkata kepadanya: "jika anda ingin hati dilembutkan maka berilah makan orang miskin dan usaplah kepala anak yatim". HR. Ahmad dan dishahihkan syaikh albani rahimahullah

وسأل رجل الإمام أحمد -رحمه الله-: كيف يرق قلبي؟ قال: (ادخل المقبرة، وامسح رأس اليتيم).
dan imam ahmad rahimahullah pernah ditanya: bagaimana melembutkan hati saya ? beliau berkata: masuklah ke pemakaman dan usaplah kepala anak yatim

ومدح النبي -صلى الله عليه وسلم- نساء قريش لرعايتهن اليتامى، فقال: "خير نساء ركبن الإبل نساء قريش، أحناه على يتيم في صغره، وأرعاه على زوج في ذات يده".(رواه مسلم).
dan nabi shallallahu alahi wa salam memuji wanita quraisy yang senang memelihara dan perhatian terhadap anak yatim, maka nabi bersabda: "Sebaik-baik wanita Quraisy adalah sifat lembutnya terhadap anak yatim di masa kecilnya, dan kepandaiannya menjaga harta suaminya." HR. Muslim

وأطيب المال ما أُعطي منه اليتيم، قال عليه الصلاة والسلام: "إن هذا المال خضرة حلوة، فنعم صاحبُ المالِ المسلم ما أَعَطي منه المسكين واليتيم وابن السبيل".(متفق عليه).
Dan sebaik-baik harta yang digunakan untuk anak yatim, Rasulullah shallallahu alahi wa salam bersabda: "Sesungguhnya harta ini seperti dedaunan hijau yang manis. Maka beruntunglah seorang muslim yang dengan hartanya dia memberi orang-orang miskin, anak yatim dan ibnu sabil (musafir yang kehabisan bekal) " HR. Muttafaqun alahi

وبشر صلى الله عليه وسلم كافله بمرافقته في الجنة، فقال: "أنا وكافل اليتيم في الجنة كهاتين".(متفق عليه).
dan nabi shallallahu alahi wa salam memberikan kabar gembira kepada orang yang mengurus anak yatim akan menemaninya di syurga, maka nabi bersabda: "Aku dan orang yang memelihara anak yatim di dalam surga seperti dua jari ini, atau seperti ini dari jari-jari ini." Sufyan bimbang mengenai jari tengah dan jari telunjuk". HR. Muttafaqun alahi

وأشار بالسبابة والوسطى، وفرَّج بينهما شيئاً، قال ابن بطال: (حق على من سمع هذا الحديث أن يعمل به ليكون رفيق النبي -صلى الله عليه وسلم- في الجنة، ولا منزلة أفضل من ذلك).
dan menunjukkan dengan jari telunjuk dan jari tengah dan memisahkan diantara keduanya, berkata ibnu bathol: seharusnya bagi siapa saja yang mendengar hadist ini untuk mengamalkannya agar bisa menemani nabi shallallahu alahi wa salam di syurga dan tidak ada kedudukan yang paling afdhol dari itu.

adapun maksud menyantuni anak yatim adalah dengan menafkahi mereka, memberi pakaian layak, mendidik dan merawat anak yatim dengan memakai harta orang yang menyantuninya dan lainnya yang berkaitan dengan kebutuhan anak yatim hingga mereka dewasa. hendaklah yang menyantuni anak yatim tinggal serumah dengannya untuk tercapainya kemaslahatan yang diperlukan si anak, baik anak yatim dari keluarga terdekat atau orang asing. nabi shallallahu alahi wa salam bersabda

"كافِل اليتيم - له أو لغيره- أنا وهو كهاتَين في الجنَّة، وأشار بالسبَّابة والوُسْطى".(رواه مسلم).
orang yang menyantuni anak yatim untuk dirinya atau untuk selainnya- saya dan dia seperti 2 ini di syurga dan menunjukkan kepada jari telunjuk dan jari tengahnya. HR. Muslim

dan juga termasuk perbuatan mengurus anak yatim dengan cara membuat lembaga/komunitas peduli anak yatim dengan mengumpulkan harta untuk di infakkan kepada lembaga yang mengurus anak yatim hingga mereka baligh dan juga termasuk mengurus anak yatim dengan memanfaatkan harta anak yatim itu sendiri untuk memenuhi kebutuhannya

عباد الله: ولا يتولى اليتامى إلا القوي الأمين؛ فقد نهى عليه الصلاة والسلام الضعيف من صحابته أن يتولى على شيء من أموالهم، فقال: "يا أبا ذر: إني أراك ضعيفًا وإني أحب لك ما أحب لنفسي، لا تأمرنّ على اثنين ولا تولينّ مال اليتيم"(رواه مسلم).
wahai hamba Allah, ketahuilah bahwa tidaklah bisa orang yang mengurus anak yatim kecuali mereka yang kuat lagi terpercara. sungguh nabi shallallahu alahi wa salam melarang dari kalangan sahabatnya yang lemah untuk mengurusi harta mereka, maka nabi berkata

"يا أبا ذر: إني أراك ضعيفًا وإني أحب لك ما أحب لنفسي، لا تأمرنّ على اثنين ولا تولينّ مال اليتيم"(رواه مسلم).
wahai abu dzar: sesungguhnya aku melihatmu lemah dan sesungguhnya aku mencintaimu sebagaimana aku mencintai diriku sendiri, janganlah engkau (menginginkan) memimpin manusia walau 2 orang dan janganlah sekali-kali mengurusi anak yatim. HR. Muslim

dan wajib bagi orang yang mengurusi harta anak yatim untuk menggunakan harta tersebut untuk keperluannya, hendaklah mengikhlaskan niat hanya mengharap ridho Allah dan janganlah menggunakan harta anak yatim kecuali disitu ada maslahat untuk anak yatim tersebut, sebagaimana Allah taala berfirman.

وَلاَ تَقْرَبُواْ مَالَ الْيَتِيمِ إِلاَّ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّى يَبْلُغَ أَشُدَّهُ (الأنعام: 152).
Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfa’at, hingga sampai ia dewasa. QS. Al-An'am: 152

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْيَتَامَى قُلْ إِصْلاَحٌ لَّهُمْ خَيْرٌ (البقرة: 220).
Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik. QS. Al-Baqarah: 220

إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَى ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا (النساء: 10).
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala [neraka]. QS. An-Nisa: 10

ayat ini melarang orang yang mengurus harta anak yatim berbuat melampaui batas, boros dan memakan hartanya dengan cara yang zalim, itu termasuk dosa besar yang dapat menyebabkan pelaku masuk ke dalam neraka, nauzubillah

Nabi shallallahu alahi wa salam juga menyebutkan dalam hadist shahih

"اجتنبوا السبع الموبقات" وذكر منهنّ: "وأكل مال اليتيم"(متفق عليه).
jauhi 7 perbuatan yang membinasakan dan diantaranya beliau sebutkan "memakan harta anak yatim"

nasehat kepada yang mengurus anak yatim, hendaklah bertaqwa kepada Allah atas apa yang Allah amanahkan kepada anda, jangan pelit, murah senyum lah, nasehati dan arahkan mereka, berikan pendidikan yang terbaik dan berkata lembut

قال قتادة -رحمه الله-: (كن لليتيم كالأب الرحيم).
berkata qotadah rahimahullah: jadilah untuk anak yatim seperti ayah kandungnya

وإذا فقد اليتيم أباه تضاعف واجب الأم نحوه، ولقد ضربت أمهات المثل الأعلى في التربية، والقيام بحقوق الأيتام على أكمل وجه؛ فأم موسى رعت ابنها موسى -عليه السلام- واصطفاه الله نبيًا: {هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى أَهْلِ بَيْتٍ يَكْفُلُونَهُ لَكُمْ وَهُمْ لَهُ نَاصِحُونَ * فَرَدَدْنَاهُ إِلَى أُمِّهِ}(القصص: 12-13).
dan ketika anak kehilangan ayahnya maka bertambahlah beban kewajiban ibu, dan sungguh telah ada suri tauladan mulia dari para ibu dalam mendidik dan memenuhi kebutuhan anak yatim dengan cara yang sempurna dari segala sisi, adapun ibu musa memelihara anaknya musa alahissalam dan Allah memuliakannya menjadi seorang nabi: "Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?". (12) Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya. QS. Al-Qashash: 12-13

ومريم أحسنت تربيتها لابنها عيسى -عليه السلام-، واختاره الله رسولاً.
dan maryam telah mengerahkan seluruh usahanya untuk mengurus anaknya isa alahissalam dan Allah taala memilihnya isa putra maryam sebagai utusan Allah.

وهذه أم الإمام أحمد بن حنبل -رحمه الله- حضنته أمه وأدبته، وأحسنت تربيته، حتى قال رحمه الله: (كانت أمي توقظني قبل الفجر بوقت طويل وعمري عشر سنوات، وتُدفئ لي الماء في الشتاء، ثم نصلي أنا وإياها ما شئنا من صلاة التهجد، ثم تنطلق بي إلى المسجد في طريق بعيد مظلم موحش لتصلي معي صلاة الفجر في المسجد، وتبقى معي حتى منتصف النهار تنتظر فراغي من طلب العلم وحفظ القرآن). بصبر هذه الأم على اليتيم، أخرجت عالمًا من علماء المسلمين وأئمتهم. وغير ذلك نماذج كثيرة مشرقة.
Ibu imam ahmad bin hambal rahimahullah memelihara dan mendidiknya dengan sebaik-baik pengasuhan, hingga berkata rahimahullah: dahulu ibuku membangunkan aku sebelum subuh dengan waktu yang lama sedangkan umurku masih 10 tahun, membuatkan untukku air hangat pada musim dingin kemudian saya dan ibu melaksanakan shalat tahajjud lalu ibuku membawaku menuju masjid  berjalan dengan jarak tempuh yang jauh, gelap dan sunyi untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah di masjid, dan tetap menemaniku hingga menjelang siang menungguku selesai dari belajar dan menghafal alquran, berkat kesabaran sang ibu terhadap anaknya yang telah yatim, jadilah anaknya seorang alim diantara ulama kaum muslimin, dan ada banyak contoh gemilang lainnya yang layak diambil pelajaran.

maka diwajibkan kepada ibu sang anak yatim dan siapa saja yang mengurus anak yatim, hendaklah berbuat baik terhadap mereka dalam mengasuh dan menyayangi mereka, bersikap lembut, mendidik dengan cara yang baik, mengajarkan ilmu yang bermanfaat dunia akhirat, menyuruhnya memurnikan tauhid, melaksanakan shalat, karna sholat pondasinya agama, duduk bermajlis dengan para ulama untuk menimba ilmu, berteman dengan orang yang sholeh dan menjauhi segala perkara yang dapat mendatangkan kerusakan. Allahu a'lam.

referensi: islamweb.net

translate by Atri yuanda bin mahyudin elpariamany

Tidak ada komentar: