Oleh karena itu, kami katakan setiap pelaku muatthil (menghilangkan/meniadakan fungsi nama) juga seorang musyabbih (menyerupakan Allah dengan makhluknya)
Maksudnya pelaku serupakan Allah dengan makhluk lalu hilangkan fungsi nama Allah, begitu juga sebaliknya
Karena jika mereka tetapkan turunnya Allah serupa seperti turunnya makhluk, (akal menolak) lalu ditiadakan dan menafikan turunnya Allah, tak sepantasnya disamakan.
Maka terkumpullah 2 kelompok antara muatthil dan musyabbih, pahami baik-baik
Semua pelaku muatthil adalah musyabbih
Tidak akan mungkin menghilangkan kecuali berawal dari menyerupakan dengan makhluk
Dan mereka telah menetapkan standar bahwa hakikat turunnya Allah sama seperti makhluk
Dan mereka ingin lari dari apa yang diyakini dalam hati lalu menafikan turunnya Allah
Maka mereka ubah makna turunnya Allah dengan turunnya perkara atau turunnya malaikat
Oleh karena itu berawal dari menyerupakan kemudian meniadakan hakikat
Adapun pelaku musyabih, meyakini kesamaan sifat Allah dengan makhluk lalu dia tetapkan sifat Allah yang tidak layak dinisbatkan kepada Allah ta’ala dan menafikan sifat yang Allah tetapkan, maka terkumpullah pada mereka sifat tasybih dan ta’thil
Lalu pemahaman bagaimana yang benar ?
Pemahaman yang benar adalah mengikuti kitab (alquran dan sunnah) yang dipahami para salaf terdahulu dengan menetapkan tanpa menyerupakan dan menyamakan , mensucikan tanpa merubah makna asli dan tanpa menghilangkan hakikat sebenarnya
Aqidah ini diambil dari firman Allah ta’ala
لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَىۡءٌ۬ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ
Tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan Dia, dan Dia yang maha mendengar, maha melihat. QS. Asy-syura: 11
translate by atri yuanda
Tidak ada komentar: